Batu Chalsedony Riset...Info Lan dan Pengetahuan
Dua bulan terakhir ini, kami melakukan suatu riset yang khusus ditujukan untuk mencari tahu salah satu mineral dimana tampilan luarnya sangat mirip dengan Chrysocolla in Chalcedony atau yang banyak di sebut Bacan oleh masyarakat. Batu ini memiliki kandungan warna biru yang cukup kuat layaknya Chrysocolla in Chalcedony, namun jka diteliti lebih lanjut, ternyata terdapat juga tanda-tanda batu ini memiliki unsur Chromium didalamnya. Baik Chrysocolla in chalcedony maupun Chrome Chalcedony memang sejatinya memiliki properties yang sama, keduanya memiliki Refractive Index (RI) di 1.54-1.55, AGG Optic Character, Spesific Gravity 2.50-2.60, Hardness 6.5-7.
Chrysocolla in Chalcedony adalah salah satu varian dari Chalcedony yang cukup populer. Sebenarnya, Chrysocolla dan Chalcedony adalah dua mineral yang berbeda, dan dapat ditemukan berdiri sendiri yang mana tentu propertiesnya pun akan berbeda, Chrysocolla memiliki hardness yang cukup rendah yaitu 2-4 saja sedangkan Chalcedony di angka 6.5-7. Jadi dapat disimpulkan bahwa Chrysocolla in Chalcedony adalah adanya mineral Chrysocolla di dalam Chalcedony.
Chrome Chalcedony merupakan varian berwarna hijau dari keluarga Chalcedony dimana warna hijaunya berasal dari elemen Chromium, bukan Nickel seperti Chrysoprase ataupun Green Chalcedony. Biasanya, Chrome Chalcedony yang umum dijumpai berwarna intense green, tetapi ternyata banyak Chrome Chalcedony dari Australia yang berwara hijau agak muda. Chrome bukan lah mineral layaknya Chrysocolla, melainkan suatu elemen. jadi harap di perhatikan perbedaannya.
Kami melakukan beberapa rangkaian pengujian dengan metode studi komparatif (perbandingan). Dimana dalam penelitian ini, fokus kami adalah untuk meneliti dan memastikan, apakah batu yang tampilan luarnya sangat mirip dengan Chrysocolla in Chalcedony ini benar merupakan Chrysocolla in Chalcedony atau bukan. Karenanya kami akan membandingkan sample Chrysocolla in Chalcedony dan Chrome Chalcedony dengan batu tersebut. Berikut adalah ketiga batu yang kami jadikan bahan penelitian.
Test pertama dengan Spectroscope menunjukan bahwa batu nomor tiga ini memantulkan garis Chromium, hal yang sama juga dapat kita temukan dari sample Natural Chrome Chalcedony yang kami jadikan perbandingan dalam penelitian ini (Batu no. 2). Sedangkan Batu no. 1, tidak menunjukan adanya garis Chromium.
Garis Chromium sangat lah penting dalam suatu proses identifikasi, khususnya pada batu-batu tertentu seperti Chrome Diopside, Chrome Tourmaline, Alexandrite Chrysoberyl, Synthetic Yellow Sapphire, dan lain-lain. Garis Chromium ini dapat kita lihat disekitar 640-an nm sampai 680-an nm.
Test kedua, menggunakan Advanced testing Equiptment, UV-ViS untuk melihat perbedaan kandungan unsur penentu yang terdapat didalam ketiga batu ini. Berikut kami tampilkan:
Sumber: Data olahan GRI Lab
Dari hasil analisa spectroscopy dengan bantuan alat Ultra Violet-Visible diatas, dapat disimpulkan bahwa Natural Chrysocolla in Chalcedony (garis hitam) menunjukan spectrum yang sangat jelas berbeda dengan Natural chrome Chalcedony (garis merah) dan batu no. 3. Sedangkan batu no. 2 yaitu Natural Chrome Chalcedony memiliki kesamaan dengan batu no. 3 yang sedang kami teliti. Keduanya memiliki peak di kisaran 672 (nm) – 674 (nm). Peak ini mengindikasikan adanya kandungan Chromium pada sebuah batu.
Test ketiga sebagai pelengkap tentu reaksi Chelsea Filter terhadap ketiga batu tersebut. Pada dasarnya, semakin kuat warna hijau pada suatu batu maka akan semakin kuat pula reaksi merah yang terlihat pada Chelsea Filter. Misal, Vivid Green Colombian Emerald akan terlihat sangat merah melalui Chelsea Filter, sedangkan Light pale Green Colombian Emerald akan terlihat pinkish (Bonanno, A, & Matlins, Antoinette L, 1997).
Sesuai dengan apa yang di jabarkan Bonanno dan Matlins, Reaksi batu ketiga yang sedang kami bandingkan ini tidak semerah Natural Chrome Chalcedony pada umumnya yang berwarna sangat Hijau. Batu ketiga ini hanya bereaksi pinkish, tentu dikarenakan warnanya yang jauh dari kata intense green, melainkan bluish-green atau greenish-blue.
Dari ketiga serangkaian test diatas, kami menyimpulkan bahwa batu no. 3 yang sedang kami teliti dan kami bandingkan sejatinya adalah Natural Chrome Chalcedony.
Meskipun sudah mendapatkan jawaban dari serangkaian analisa yang kami lakukan, kami merasa perlu mengirim batu yang kami teliti ini ke Gemological Institute of America (GIA) di Bangkok. GIA pun mengeluarkan hasil yang sama dengan hasil analisa kami, yaitu Natural Chrome Chalcedony. Namun harap di perhatikan, memang benar terdapat beberapa kemiripan batu no. 3 ini dengan jenis Chrysocolla in Chalcedony , dimulai dari warna sampai dengan inklusi, wajar rasanya jika banyak yang menyebutnya sebagai Chrysocolla in Chalcedony. Karenanya, penjelasan secara detail dan ilmiah mengenai batu ini memang sangat dibutuhkan.
Written by Adam Harits, G.G and Edited by Jesse Taslim, G.G, Muhammad, A.G & Mingma Sherpa G.G, D.G.I
Sumber Asli :
http://adamharits.com/2015/12/07/chrysocolla-in-chalcedony-atau-chrome-chalcedony/
Chrysocolla in Chalcedony adalah salah satu varian dari Chalcedony yang cukup populer. Sebenarnya, Chrysocolla dan Chalcedony adalah dua mineral yang berbeda, dan dapat ditemukan berdiri sendiri yang mana tentu propertiesnya pun akan berbeda, Chrysocolla memiliki hardness yang cukup rendah yaitu 2-4 saja sedangkan Chalcedony di angka 6.5-7. Jadi dapat disimpulkan bahwa Chrysocolla in Chalcedony adalah adanya mineral Chrysocolla di dalam Chalcedony.
Chrome Chalcedony merupakan varian berwarna hijau dari keluarga Chalcedony dimana warna hijaunya berasal dari elemen Chromium, bukan Nickel seperti Chrysoprase ataupun Green Chalcedony. Biasanya, Chrome Chalcedony yang umum dijumpai berwarna intense green, tetapi ternyata banyak Chrome Chalcedony dari Australia yang berwara hijau agak muda. Chrome bukan lah mineral layaknya Chrysocolla, melainkan suatu elemen. jadi harap di perhatikan perbedaannya.
Kami melakukan beberapa rangkaian pengujian dengan metode studi komparatif (perbandingan). Dimana dalam penelitian ini, fokus kami adalah untuk meneliti dan memastikan, apakah batu yang tampilan luarnya sangat mirip dengan Chrysocolla in Chalcedony ini benar merupakan Chrysocolla in Chalcedony atau bukan. Karenanya kami akan membandingkan sample Chrysocolla in Chalcedony dan Chrome Chalcedony dengan batu tersebut. Berikut adalah ketiga batu yang kami jadikan bahan penelitian.
dari kiri; Natural Chrysocolla in Chalcedony, Natural chrome Chalcedony dan Batu yang sedang diteliti |
- 20.14 ct, Natural Chrysocolla in Chalcedony (Paling kiri, Sample GRI Lab)
- 38.47 ct, Natural Chrome Chalcedony (Tengah, Sample GRI Lab)
- 46.71 ct, Batu yang sedang diteliti dan akan dibandingkan (Paling kanan, tampilan mirip seperti Chrysocolla in Chalcedony, sample GRI Lab)
Test pertama dengan Spectroscope menunjukan bahwa batu nomor tiga ini memantulkan garis Chromium, hal yang sama juga dapat kita temukan dari sample Natural Chrome Chalcedony yang kami jadikan perbandingan dalam penelitian ini (Batu no. 2). Sedangkan Batu no. 1, tidak menunjukan adanya garis Chromium.
Garis Chromium sangat lah penting dalam suatu proses identifikasi, khususnya pada batu-batu tertentu seperti Chrome Diopside, Chrome Tourmaline, Alexandrite Chrysoberyl, Synthetic Yellow Sapphire, dan lain-lain. Garis Chromium ini dapat kita lihat disekitar 640-an nm sampai 680-an nm.
Test kedua, menggunakan Advanced testing Equiptment, UV-ViS untuk melihat perbedaan kandungan unsur penentu yang terdapat didalam ketiga batu ini. Berikut kami tampilkan:
Sumber: Data olahan GRI Lab
Dari hasil analisa spectroscopy dengan bantuan alat Ultra Violet-Visible diatas, dapat disimpulkan bahwa Natural Chrysocolla in Chalcedony (garis hitam) menunjukan spectrum yang sangat jelas berbeda dengan Natural chrome Chalcedony (garis merah) dan batu no. 3. Sedangkan batu no. 2 yaitu Natural Chrome Chalcedony memiliki kesamaan dengan batu no. 3 yang sedang kami teliti. Keduanya memiliki peak di kisaran 672 (nm) – 674 (nm). Peak ini mengindikasikan adanya kandungan Chromium pada sebuah batu.
Test ketiga sebagai pelengkap tentu reaksi Chelsea Filter terhadap ketiga batu tersebut. Pada dasarnya, semakin kuat warna hijau pada suatu batu maka akan semakin kuat pula reaksi merah yang terlihat pada Chelsea Filter. Misal, Vivid Green Colombian Emerald akan terlihat sangat merah melalui Chelsea Filter, sedangkan Light pale Green Colombian Emerald akan terlihat pinkish (Bonanno, A, & Matlins, Antoinette L, 1997).
Sesuai dengan apa yang di jabarkan Bonanno dan Matlins, Reaksi batu ketiga yang sedang kami bandingkan ini tidak semerah Natural Chrome Chalcedony pada umumnya yang berwarna sangat Hijau. Batu ketiga ini hanya bereaksi pinkish, tentu dikarenakan warnanya yang jauh dari kata intense green, melainkan bluish-green atau greenish-blue.
Dari ketiga serangkaian test diatas, kami menyimpulkan bahwa batu no. 3 yang sedang kami teliti dan kami bandingkan sejatinya adalah Natural Chrome Chalcedony.
Meskipun sudah mendapatkan jawaban dari serangkaian analisa yang kami lakukan, kami merasa perlu mengirim batu yang kami teliti ini ke Gemological Institute of America (GIA) di Bangkok. GIA pun mengeluarkan hasil yang sama dengan hasil analisa kami, yaitu Natural Chrome Chalcedony. Namun harap di perhatikan, memang benar terdapat beberapa kemiripan batu no. 3 ini dengan jenis Chrysocolla in Chalcedony , dimulai dari warna sampai dengan inklusi, wajar rasanya jika banyak yang menyebutnya sebagai Chrysocolla in Chalcedony. Karenanya, penjelasan secara detail dan ilmiah mengenai batu ini memang sangat dibutuhkan.
Written by Adam Harits, G.G and Edited by Jesse Taslim, G.G, Muhammad, A.G & Mingma Sherpa G.G, D.G.I
Sumber Asli :
http://adamharits.com/2015/12/07/chrysocolla-in-chalcedony-atau-chrome-chalcedony/